Senin, 22 Maret 2010

Pengertian tentang Sains

PENGERTIAN TENTANG SAINS

MAKALAH
Untuk memenuhi tugas matakuliah
Dasar-dasar Sains
yang dibina oleh Bapak Bambang Tahan Sungkowo


Oleh

Kelompok 1
Anjar Pranggawan Azhari
Melva Aristy Pratiwi
Dias Liana Dianita











UNIVERSITAS NEGERI MALANG
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
JURUSAN FISIKA
Maret 2010

PENGERTIAN TENTANG SAINS
BAB I
PENGETAHUAN
Pengetahuan dimulai dari rasa ingin tahu. Rasa ingin tahu inilah yang akan membentuk ilmu pengetahuan. Contoh rasa ingin tahu salah satunya adalah kita ingin tahu bagaimana cara membuat kue cokelat. Dari rasa keingintahuan tersebut pada akhirnya diperolehlah pengetahuan tentang cara membuat kue cokelat.
Berfilsafat didorong untuk mengetahui apa yang telah diketahui dan apa yang belum kita ketahui. Berfilsafat berarti merendahkan hati bahwa apa yang ada di dunia alam semesta yang tidak terbatas ini tidak akan pernah diketahui semuanya secara keseluruhan. Berfilsafat juga mengoreksi diri, semacam keberanian untuk berterus terang seberapa jauh sebenarnya kebenaran telah dijangkau.
Pengetahuan itu dimiliki oleh seluruh makhluk hidup, termasuk binatang. Namun binatang hanya memiliki pengetahuan sebatas untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya. Contohnya seperti lebah yang memiliki pengetahuan untuk membuat sarangnya.
Pengetahuan juga dapat dikembangkan oleh manusia. Faktor yang dimiliki manusia untuk mengembangkan pengetahuan:
1. Manusia memiliki bahasa
Dengan adanya bahasa maka manusia dapat berkomunikasi dengan sesamanya termasuk mengkomunikasikan informasi dan jalan pikirannya yang melatar belakangi informasi tersebut.
2. Manusia mampu melakukan proses berpikir.
Berpikir merupakan kegiatan untuk menemukan pengetahuan yang benar, bersifat konkrit maupun abstrak. Kegiatan berpikir itu menghasilkan pengetahuan yang benar itu berbeda-beda. Karena jalan pikiran manusia itu memiliki criteria kebenaran.
Penalaran merupakan suatu proses penemuan kebenaran dan merupakan sebagai kegiatan berpikir. Sebagai kegiatan berpikir penalaran mempunyai ciri-ciri tertentu:
1. Adanya logika.
Tiap bentuk penalaran memiliki logika tersendiri sehingga penalaran bias juga disebut berpikir logis. Penalaran memiliki pola tertentu. Contohnya kita berpikir bahwa jika ada asap, maka pasti ada apinya. Dan jika ada yang benar maka ada juga yang salah.
2. Bersifat analitik dari proses berpikir
Penalaran disandarkan dari analisis. Jika dikaji lebih jauh, sifat analitik ini merupakan konsekuensi dari adanya suatu pola berpikir. Jadi tanpa adanya pola piker berdasarkan langkah-langkah tertentu maka tidak akan ada analisis.
Contohnya adalah jika kita ingin mengetahui massa jenis suatu zat. Maka kita ukur dahulu massa dan volumenya. Kemudian kita hitung dengan membagi massa zat tersebut dengan volumenya sehingga diperolehlah massa jenis zat tersebut. Langkah-langkah diatas merupakan suatu pola pikir
Ditinjau dari hakikat usahanya dalam rangka menemukan kebenaran dibedakan menjadi:
1. Usaha aktif dari manusia, indra, pikiran, perasaan dan intuisi.
Contoh usaha dari perasaan adalah jika seseorang menemukan jalan yang bercabang yang akan dilaluinya yaitu jalan kiri dan kanan. Dia kemudian memilih jalan ke kanan, padahal dia tidak tahu apakah itu benar atau tidak untuk mencapai tujuannya. Hal seperti itu merupakan usaha aktif dari perasaan orang tersebut.
2. Bukan usaha aktif dari manusia, berupa pengetahuan yang diwartakan atau diberitakan. Misalnya wahyu.
Adapun bentuk dari hasil olah piker manusia diantaranya:

1. Mitos
Mitos merupakan gabungan hasil pemikiran ada yang berdasarkan penalaran, tidak berdasarkan penalaran, dan pengalaman. Contohnya adalah jika seseorang duduk dipintu maka dia akan dijauhkan dari jodohnya.
2. Filsafat
Filsafat merupakan hasil pemikiran yang mendalam tentang suatu hal dengan mengandalkan pikiran semata dan normatif.
Karakteristik berpikir filsafat:
1. Bersifat menyeluruh
2. Bersifat mendasar
3. Spekulatif
Cara berpikir filsafat ini memunculkan keberangan, tetapi bukan terhadap orang lain melainkan terhadap dirinya sendiri.
Ilmu merupakan hasil pemikiran atau penalaran tertentu yang diuji kebenarannya dengan kenyataan. Tiap ilmu dimulai dari filsafat dan diakhiri dengan seni. Dalam menyusun pengetahuan tentang alam dan isinya menggunakan metode deducto hypotetico kombinasi antara deduktif dan induktif dengan jembatan berupa pengajuan hipotesis.
Auguste Comte membagi tingkat perkembangan pengetahuan ke dalam tiga tahap yaitu sebagai berikut.
1. Religius, dijadikan sebagi postulat ilmiah.
2. Metafisik
3. Positif

BAB II
ILMU PENGETAHUAN
Ilmu pengetahuan pada dasarnya adalah dua kata yakni, ilmu dan pengetahuan. Kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa indonesia, seperti emas perak atau intan berlian. Ilmu bersifat ilmiah, sebab metode yang dipergunakan dalam kegiatan ilmiah (keilmuan) adalah metode ilmiah (keilmuan).
Kebenaran ilmu dianggap sahih (valid) jika proses penarikan kesimpulan itu dilakukan menurut cara tertentu. Terdapat bermacam-macam cara penarikan kesimpulan.namun,yang sesuai dengan tujuan studi yang memusatkan kepada penalaran ilmiah terdapat dua cara yakni,
1. Logika induktif
Logika induktif erat hubungannya dengan penarikan kesimpulan yang bersifat umum. Logika induktif membantu penarikan kesimpulan yang bersifat umum. Contohnya adalah ada pernyataan atau premis bahwa Amat adalah manusia. Amat akan mati. Maka ditarik kesimpulan bahwa manusia akan mati.
2. Logika deduktif
Logika deduktif merupakan lawan dari logika anduktif, yaitu penarikan kesimpulan dari umum ke khusus. Contohnya adalah ada pernyataan atau premis bahwa manusia akan mati. Amat adalah manusia. Maka penarikan kesimpulannya adalah bahwa Amat akan mati.
Untuk mengetahui kesimpulan yang ditarik itu benar atau salah perlu ditinjau apakah premis-premis sebelumnya benar atau salah. Jika semua premisnya benar, maka biasanya kesimpulannya juga benar. Tetapi tidak menutup kemungkinan bahwa ada kesalahan dalam penarikan kesimpulan.
Kebenaran dikembangkan berdasarkan rasio oleh kaum rasionalis adalah mereka menggunakan metode deduktif dalam memperoleh pengetahuan. Paham mereka disebut sebagai paham idealis karena premis yang mereka pakai dalam penalaran berasal dari idea yang anggapannya jelas dan dapat diterima. Idea ini menurut mereka bukan dari pikiran manusia melainkan sudah ada sebelum manusia memikirkannya. Pemikiran rasional cenderung bersifat Solipsistik yaitu hanya benar dalam kerangka pemikiran tertentu yang berada dalam benak orang yang berpikir tersebut.
Kebenaran obyektif adalah kebenaran didasarkan atas kenyataan atau obyek dikembangkan oleh kaum Empiris yang beranggapan bahwa pengetahuan manusia dapat diperoleh melalui pengalaman konkrit yang dapat ditangkap oleh indera manusia. Contohnya adalah bahwa benda padat jika dipanaskan akan memuai, air jika dipanaskan akan menguap, dan mendung akan diikuti oleh hujan.
Kebenaran korespondensi adalah kebenaran yang didasarkan atas adanya koresponden dengan obyek yang dituju oleh pernyataan tersebut. Contohnya Surabaya adalah ibukota Jawa Timur. Ini sesuai dengan kenyataan dan factual. Jika ada yang pernyataan yang mengatakan bahwa ibukota Jawa Timur bukan Surabaya maka itu salah.
Kebenaran koheren adalah kebenaran yang didasarkan pernyataan dan kesimpulan yang ditarik adalah konsisten dengan pernyataan dan kesimpulan yang terdahulu yang dianggap benar.
Kebenaran pragmatis adalah kebenaran yang didasarkan atas adanya kegunaan bagi kehidupan praktis. Sesuatu dikatakan benar jika pernyataan itu atau konsekuensi pernyataan itu mempunyai kegunaan praktis dalam kehidupan manusia.
Ilmu pengetahuan memiliki cirri khas. Ciri khas ilmu pengetahuan antara lain adalah:
 Metode ilmiah merupakan landasan bagaimana ilmu itu diperoleh. Maka sampai saat ini telah ada dua kriteria yakni ilmu mempunyai obyek telaah yang dibatasi pada daerah pengalaman manusia(empiris) dan kedua cara memperoleh ilmu dengan metode ilmah.
 Ilmu diawali dengan adanya masalah yang dihadapi maka otak mulai berpikir. Ini merupakan langkah awal dari kegiatan berpikir ilmiah, yakni penemuan atau penentuan masalah secara sadar.
 Suatu masalah dapat dipecahkan dan haruslah dirumuskan sedemikian rupa, sehingga memungkinkan untuk dianalisis secara logis.
 Suatu masalah merupakan gejala dimana beberapa fakta terkait dengan satu sama lain dan membentuk suatu kerangka permasalahan.
 Kerangka penjelasan bersifat pemikiran sementara dan perlu diuji kebenarannya dengan kriteria kebenaran yang sesuai secara ilmiah maka diperoleh ilmu baru harus bersifat universal.
BAB III
ILMU PENGETAHUAN ALAM
1. Ilmu Pengetahuan Alam
Ilmu pengetahuan alam atau sains diambil dari kata latin “Scientia” yang arti harfiahnya adalah pengetahuan yang berkembang menjadi khusus Ilmu Pengetahuan Alam atau IPA.
Sund dan Trowbribge merumuskan bahwa sains merupakan kumpulan pengetahuan dan proses. Kuslan Stone menyebutkan bahwa sains adalah kumpulan pengetahuan dan cara-cara untuk mendapatkan dan mempergunakan pengetahuan itu.
Kesimpulannya bahwa sains itu adalah produk dan proses yang tidak dapat dipisahkan. “Real Science is both product and process, inseparably Joint”
Sains sebagai proses merupakan langkah-langkah para ilmuwan untuk melakukan penyelidikan dalam rangka mencari penjelasan tentang gejala-gejala alam. Langkah-langkahnya:
• Merumuskan masalah
• Merumuskan hipotesis
• Merancang eksperimen
• Mengumpulkan data
• Menganalisis data
• Menyimpulkan
Tampak karakteristik sains yang mendasar adalah kuantifikasi artinya gejala alam dapat berbentuk kuantitas.
2. Kedudukan Ilmu Pengetahuan Alam
Ilmu berkembang dari dua cabang utama yaitu filsafat alam yang berkembang menjadi rumpun ilmu-ilmu alam (the natural sciences) dan filsafat moral yang berkembang menjadi ilmu social (the social sciences). Ilmu-ilmu alam terbagi dua menjadi ilmu hayat ( the biological sciences) yang mempelajari makhluk hidup dan ilmu alam (the physical sciences) yang mempelajari zat yang membentuk alam semesta.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar