STUDY KASUS
ANALISIS MASALAH
PEMBELAJARAN FISIKA SISWA SMA DAN ALTERNATIF PEMECAHANNYA
A. Paparan
Kasus
Ada seorang siswa yang memiliki nama Muhammad Rauf
dan biasanya sering dipanggil Rauf oleh teman-temannya. Dia berusia 18 tahun
dan sedang menempuh semester ganjil di bangku sekolah kelas XII (dua belas) IA
2 Sekolah Menengah Atas Negeri 3 Selong. Rauf memilih ilmu pengetahuan alam
sebagai jurusannya karena dia menyukai biologi dan nilai biologinya tidak
pernah buruk atau dikategorikan sangat memuaskan. Kemampuannya menguasai
pelajaran biologi berada di atas rata-rata teman sebangkunya. Walau begitu, nilai
pelajaran matematika dan pelajaran fisikanya sudah cukup sebagai syarat memilih
kelas ilmu pengetahuan alam menjelang pemilihan jurusan saat berada di kelas X
(sepuluh) dahulu.
Dia hidup bersama kedua orang tuanya dan seorang
adiknya yang masih sekolah di SD kelas III (tiga), ayahnya bekerja sebagai
wirausahawan dan ibunya hanya sebagai ibu rumah tangga saja. Namun setelah
sejak ayahnya meninggal dunia saat memasuki semester ganjil kelas XII, prestasinya
di bidang akedemik sedikit menurun seperti pada pelajaran biologi. Begitu pula
dengan pelajaran fisika, nilai-nilainya saat ini sering di berada di bawah
nilai standar kompetensi lulusan. Sedangkan sebentar lagi, tinggal terhitung
bulan, ia akan menghadapi ujian akhir nasional atau biasa disebut UNAS SMA.
Saat ini Rauf membantu ibunya mencari uang selain
untuk membiayai sekolah dan hidupnya sehari-hari, juga untuk persiapan dirinya
memasuki bangku kuliah ke depannya. Ini dilakukan dengan menjadi tukang ojek
sepulang sekolahnya menggunakan sepeda motor peninggalan ayahnya. Akibatnya,
dia tidak jarang meninggalkan pelajaran tambahan ataupun les sore di
sekolahnya.
B. Analisis
Penyebab Masalah
Rauf mendapatkan nilai tidak mencapai nilai standar
kompetensi lulusan dikarenakan beberapa masalah, antara lain:
1.
Orangtuanya (ayah Rauf) meninggal dunia. Masalah
Rauf berikutnya akibat adanya peristiwa yang tidak diinginkan tersebut, dia
kurang fokus atau bahkan tidak fokus pada pembelajaran di sekolah. Ini terjadi
tidak lain disebabkan adanya pengaruh kejadian tersebut sehingga muncul tekanan
bathin secara psikologis, baik kecil ataupun besar. Seperti yang diketahui
bahwa keadaan jiwa manusia pada masa seperti itu (remaja) masih sangat labil.
Jadi walaupun pengaruhnya sekecil apapun, ini bisa menimbulkan masalah yang
cukup serius terhadap aspek yang lain dalam kehidupan remaja, begitu juga
halnya dengan apa yang dialami Rauf.
2.
Kemampuan Rauf dalam bidang fisika bisa dibilang
masih “pas-pasan”, dan dia menyadari hal tersebut sehingga dia berpikiran bahwa
walaupun belajar serajin mungkin, nilainya akan tetap begitu saja (lulus dengan
nilai standar atau dengan kemungkina terburuk yaitu tidak lulus). Selain itu
dia berpikiran bahwa masih ada remidial (perbaikan) jikalau ia tidak lulus. Karena
sudah tersugesti seperti itu, dia tidak mau berusaha dan setiap kali evaluasi
hasil belajar (ujian) ia acap kali tidak lulus.
3.
Sering bolos pada saat pelajaran fisika karena
menganggap pelajaran fisika itu sukar sekali dan membosankan serta penuh dengan
rumus-rumus matematika. Selain itu, dia jarang mengikuti les sore di sekolah.
4.
Tidak mengerti konsep-konsep teori fisika karena
kurangnya contoh-contoh aplikasi yang diberikan pendidik secara real atau
konkrit.
5.
Tidak sempat mengulang pelajaran yang telah
didapatkannya di kelas karena ia seusai sekolah langsung mengojek untuk
mendapatkan tambahan biaya sekolah dan sepulangnya mengojek, ia lelah dan
langsung istirahat. Sering kali juga terlambat sekolah.
C. Beberapa
Alternatif Pemecahan Masalah
Dari permasalahan yang mengakibatkan Rauf mendapatkan
nilai-nilai yang tidak memuaskan pada pelajaran fisika, kita dapat menggunakan
alternatif berikut ini sebagai pemecahannya.
1.
Dibimbing dan dibina langsung oleh guru
bimbingan dan konseling (guru BP/BK) sekolah.
2.
Guru atau pendidik, khususnya fisika mengubah
metode pembelajaran agar menarik dan tidak membosankan seperti memperbanyak
pengajaran menggunakan media visual, serta mengaitkan konsep dengan aplikasi
sederhana dalam kehidupan sehari-hari.
3.
Memanggil orang tua/wali siswa yang
bersangkutan, yaitu ibunya.
4.
Memberikan beasiswa kurang mampu (BKM) kepada
siswa yang bersangkutan, Rauf.
5.
Mewajibkan pelajaran tambahan atau les sore.
D. Kekuatan
dan Kelemahan Alternatif Pemecahan Masalah
Setiap alternatif yang dari pemecahan masalah pasti
memiliki keunggulan/kekuatan tersendiri, begitupula dengan sisi lainnya yaitu
berupa kelemahan. Berikut ini adalah keunggulan dan kelemahan dari beberapa
alternatif pemecahan masalah pada Rauf.
1.
Dibimbing dan dibina langsung oleh guru
bimbingan dan konseling (guru BP/BK) sekolah.
§
Keunggulan
Alternatif ini memiliki keunggulan yaitu guru bimbingan dan konseling
akan mengetahui apa yang harus dan semestinya dilakukan (salah satunya dengan
memberikan pengertian bahwa mencari biaya sekolah misal dengan mengojek itu
bukan tugas siswa melainkan kewajiban orang tua) agar permasalahan siswanya
dapat teratasi dengan cepat dan baik. Dengan begitu, akan tepat pada sasaran
juga dengan memperhatikan keadaan psikologis siswa remaja tersebut. Sehingga
siswa bisa belajar dengan fokus setelah masalahnya bisa teratasi. Akhirnya
nilai-nilainya mengalami peningkatan alias tidak buruk lagi.
§
Kelemahan
Biasanya siswa atau remaja takut jika telah berhadapan dengan guru BP/BK.
Mereka sering menganggap bahwa guru BP/BK tersebut akan menghukum mereka dan mereka
menganggap guru BP/BK akan banyak ikut campur dalam masalah yang berkaitan
secara pribadi, sehingga mereka mengutarakan masalah yang dihadapi sebenarnya
tidak secara transparan atau dengan kata lain yang diutarakan hanya sebagian
saja. Akibatnya guru BP/BK tidak maksimal dalam memberi bimbingan.
2.
Guru atau pendidik, khususnya fisika mengubah
metode pembelajaran agar menarik dan tidak membosankan seperti memperbanyak
pengajaran menggunakan media visual, serta mengaitkan konsep dengan aplikasi
sederhana dalam kehidupan sehari-hari.
§
Keunggulan
Siswa dan siswi tidak lagi meganggap fisika itu sukar dan membosankan,
sehingga mereka sangat tertarik dengan pelajaran fisika. Dengan media visualisasi
dan dengan adanya pengaitan terhadap kehidupan sehari-hari, siswa lebih mudah
menyerap dan mengingat materi pelajaran fisika itu sendiri. Dampaknya akan bisa
meningkatkan efesiensi pembelajaran sehingga bedampak juga dengan kenaikan
nilai evaluasi siswa.
§
Kelemahan
Tidak semua siswa cocok dengan gaya/metode pengajaran berbasis media
visual, karena karakteristik setiap siswa berbeda-beda. Ada yang hanya efektif
dengan praktikum, atau dengan metode ceramah saja. Jadi jika diterapkan, akan
berpegaruh pada siswa-siswi yang lainnya juga.
3.
Memanggil orang tua/wali siswa yang
bersangkutan, yaitu ibunya.
§
Keunggulan
Setelah mengetahui perkembangan anaknya di kelas, orang tua (dalam kasus
ini ibu Rauf) akan memberikan pengarahan kepada Rauf untuk fokus pada proses
(kegiatan belajar mengajar) KBM di sekolahnya yang sebentar lagi akan diadakan
UNAS dan tidak perlu mengojek lagi. Ibunya juga bisa memperhatikan dan
mengawasi anaknya dalam proses belajar di rumah. Sehingga nilai-nilainya bisa
memenuhi bahkan lebih dari nilai standar kompetensi lulusan yang ditentukan
oleh pihak sekolah.
§
Kelemahan
Seringkali siswa usia remaja terutama remaja laki-laki sangat berpegang
teguh pada pendiriannya sehingga jika diberi saran dan pengertian oleh orang
tuanya, dia sering mengabaikan karena merasa apa yang dilakukannya tersebut
telah benar sepenuhnya. Maka alternatif ini tidak jarang menjadi sia-sia.
4.
Memberikan beasiswa kurang mampu (BKM) kepada
siswa yang bersangkutan, Rauf.
§
Keunggulan
Siswa tidak
lagi memikirkan masalah biaya sekolah.
§
Kelemahan
Biasanya beasiswa BKM jumlahnya hanya cukup untuk membiayai uang SPP
sekolah saja. Namun masih ada kebutuhan lainnya yang belum terpenuhi, sehingga
dia masih saja mencari uang tambahan dengan cara seperti mengojek.
5.
Mewajibkan mengikuti pelajaran tambahan atau les
sore.
§
Keunggulan
Siswa akan menghadiri pelajaran tambahan atau les, dan ini dapat
memperdalam pelajaran yang di dapat pada jam reguler di sekolah. Ini akan bisa
meningkatkan capaian nilai siswa.
§
Kelemahan
Kadang-kadang siswa yang memiliki masalah seperti halnya Rauf hanya
datang untuk memenuhi kewajibannya untuk mengikuti les. Namun pikirannya sedang
tertuju pada masalahnya, sehingga ini tidak begitu efektif.
E.
Alternatif yang Terpilih
Alternatif yang dipilih adalah alternatif ke-1 yaitu
Rauf akan dibimbing dan dibina langsung oleh guru bimbingan dan konseling (guru
BP/BK) sekolah. Ini merupakan alternatif yang menurut saya paling efektif
dibandingkan alternatif lainnya, karena masalah utama Rauf berkaitan dengan
faktor psikologisnya yang menyebabkan ia berpikir mengenai persepsinya terhadap
kemampuan diri (nilai yang diperoleh begitu-begitu saj) pada suatu pelajaran
dan memikirkan biaya sekolahnya sehingga ia berusaha dengan terpaksa mengojek
untuk memenuhi biaya sekolahnya tersebut. Namun dengan alternatif ini, masalah
Rauf akan terpecahkan dengan baik karena ditangani oleh guru BP/BK. Maka ia
akan terpusat pada pembelajaran di kelas dan UNAS serta secara otomatis
mengangkat kembali nilai-nilainya termasuk nilai fisika walaupun yang akhirnya
diperoleh nilai yang hanya sedikit atau dua tingkat saja diatas nilai standar.
F.
Langkah-Langkah Melaksanakan Alternatif yang
Terpilih
Berikut merupakan beberapa langkah untuk melaksanakan
alternatif pembimbingan dan pembinaan langsung oleh guru BP/BK terhadap Rauf.
1.
Guru mata pelajaran mencoba menganalisis lebih
mendalam mengapa siswanya (Rauf) mendapatkan nilai ujian yang di bawah standar.
2.
Jika guru mata pelajaran tidak bisa mengatasi
dengan caranya agar nilai Rauf bagus, maka guru BK akan memanggil Rauf untuk
dimintai penjelasan.
3.
Guru BK akan melakukan pendekatan kepada Rauf
dengan perlahan-lahan supaya Rauf menceritakan apa masalah yang dihadapinya.
4.
Selain itu, guru BK juga menanyakan tentang apa
yang terjadi pada Rauf di teman-teman dekatnya supaya dapat dengan jelas
mengetahui apa permasalahan utama siswanya.
5.
Setelah mengetahui masalahnya seperti tersebut
di atas, maka guru BK akan memberikan penjelasan-penjelasan, pengarahan-pengarahan
dan motivasi kepada Rauf dengan mempertimbangkan berbagai aspek (perkembangan,
pertumbuhan, dan lain-lain), semisal bahwa jika Rauf belajar dengan rajin maka
nilainya akan bagus dan ia bisa memperoleh beasiswa akan hal itu sehingga tidak
perlu memikirkan biaya sekolah dan kuliah.
6.
Selain itu juga, bila perlu guru BK
memperlihatkan satu atau dua contoh kasus orang lain yang sama dengan kasus
yang dihadapi Rauf agar Rauf bisa mencontohnya sebagai pelajaran dan menjadi
motivasinya dalam menghadapi masalahnya tersebut.
7.
Guru BK memperhatikan perkembangan Rauf sehari-hari
melalui guru mata pelajaran setelah diberikan bimbingan.
8.
Jika masih belum ada perkembangan, maka Rauf
diberikan pengarahan kembali sampai masalahnya selesai.
Dengan
begitu, ia akan terfokus kembali pada pembelajaran di kelas dan secara langsung
memberikan efek positif pada nilai-nilainya termasuk nilai fisika.
terima kasih
BalasHapus