Sabtu, 01 Oktober 2011

ANALISIS MASALAH PEMBELAJARAN FISIKA SISWA SMA DAN ALTERNATIF PEMECAHANNYA

STUDY KASUS
ANALISIS MASALAH PEMBELAJARAN FISIKA SISWA SMA DAN ALTERNATIF PEMECAHANNYA

A.  Paparan Kasus
Ada seorang siswa yang memiliki nama Muhammad Rauf dan biasanya sering dipanggil Rauf oleh teman-temannya. Dia berusia 18 tahun dan sedang menempuh semester ganjil di bangku sekolah kelas XII (dua belas) IA 2 Sekolah Menengah Atas Negeri 3 Selong. Rauf memilih ilmu pengetahuan alam sebagai jurusannya karena dia menyukai biologi dan nilai biologinya tidak pernah buruk atau dikategorikan sangat memuaskan. Kemampuannya menguasai pelajaran biologi berada di atas rata-rata teman sebangkunya. Walau begitu, nilai pelajaran matematika dan pelajaran fisikanya sudah cukup sebagai syarat memilih kelas ilmu pengetahuan alam menjelang pemilihan jurusan saat berada di kelas X (sepuluh) dahulu.
Dia hidup bersama kedua orang tuanya dan seorang adiknya yang masih sekolah di SD kelas III (tiga), ayahnya bekerja sebagai wirausahawan dan ibunya hanya sebagai ibu rumah tangga saja. Namun setelah sejak ayahnya meninggal dunia saat memasuki semester ganjil kelas XII, prestasinya di bidang akedemik sedikit menurun seperti pada pelajaran biologi. Begitu pula dengan pelajaran fisika, nilai-nilainya saat ini sering di berada di bawah nilai standar kompetensi lulusan. Sedangkan sebentar lagi, tinggal terhitung bulan, ia akan menghadapi ujian akhir nasional atau biasa disebut UNAS SMA.
Saat ini Rauf membantu ibunya mencari uang selain untuk membiayai sekolah dan hidupnya sehari-hari, juga untuk persiapan dirinya memasuki bangku kuliah ke depannya. Ini dilakukan dengan menjadi tukang ojek sepulang sekolahnya menggunakan sepeda motor peninggalan ayahnya. Akibatnya, dia tidak jarang meninggalkan pelajaran tambahan ataupun les sore di sekolahnya.


B.  Analisis Penyebab Masalah
Rauf mendapatkan nilai tidak mencapai nilai standar kompetensi lulusan dikarenakan beberapa masalah, antara lain:
1.      Orangtuanya (ayah Rauf) meninggal dunia. Masalah Rauf berikutnya akibat adanya peristiwa yang tidak diinginkan tersebut, dia kurang fokus atau bahkan tidak fokus pada pembelajaran di sekolah. Ini terjadi tidak lain disebabkan adanya pengaruh kejadian tersebut sehingga muncul tekanan bathin secara psikologis, baik kecil ataupun besar. Seperti yang diketahui bahwa keadaan jiwa manusia pada masa seperti itu (remaja) masih sangat labil. Jadi walaupun pengaruhnya sekecil apapun, ini bisa menimbulkan masalah yang cukup serius terhadap aspek yang lain dalam kehidupan remaja, begitu juga halnya dengan apa yang dialami Rauf.
2.      Kemampuan Rauf dalam bidang fisika bisa dibilang masih “pas-pasan”, dan dia menyadari hal tersebut sehingga dia berpikiran bahwa walaupun belajar serajin mungkin, nilainya akan tetap begitu saja (lulus dengan nilai standar atau dengan kemungkina terburuk yaitu tidak lulus). Selain itu dia berpikiran bahwa masih ada remidial (perbaikan) jikalau ia tidak lulus. Karena sudah tersugesti seperti itu, dia tidak mau berusaha dan setiap kali evaluasi hasil belajar (ujian) ia acap kali tidak lulus.
3.      Sering bolos pada saat pelajaran fisika karena menganggap pelajaran fisika itu sukar sekali dan membosankan serta penuh dengan rumus-rumus matematika. Selain itu, dia jarang mengikuti les sore di sekolah.
4.      Tidak mengerti konsep-konsep teori fisika karena kurangnya contoh-contoh aplikasi yang diberikan pendidik secara real atau konkrit.
5.      Tidak sempat mengulang pelajaran yang telah didapatkannya di kelas karena ia seusai sekolah langsung mengojek untuk mendapatkan tambahan biaya sekolah dan sepulangnya mengojek, ia lelah dan langsung istirahat. Sering kali juga terlambat sekolah.

C.  Beberapa Alternatif Pemecahan Masalah
Dari permasalahan yang mengakibatkan Rauf mendapatkan nilai-nilai yang tidak memuaskan pada pelajaran fisika, kita dapat menggunakan alternatif berikut ini sebagai pemecahannya.
1.      Dibimbing dan dibina langsung oleh guru bimbingan dan konseling (guru BP/BK) sekolah.
2.      Guru atau pendidik, khususnya fisika mengubah metode pembelajaran agar menarik dan tidak membosankan seperti memperbanyak pengajaran menggunakan media visual, serta mengaitkan konsep dengan aplikasi sederhana dalam kehidupan sehari-hari.
3.      Memanggil orang tua/wali siswa yang bersangkutan, yaitu ibunya.
4.      Memberikan beasiswa kurang mampu (BKM) kepada siswa yang bersangkutan, Rauf.
5.      Mewajibkan pelajaran tambahan atau les sore.

D.  Kekuatan dan Kelemahan Alternatif Pemecahan Masalah
Setiap alternatif yang dari pemecahan masalah pasti memiliki keunggulan/kekuatan tersendiri, begitupula dengan sisi lainnya yaitu berupa kelemahan. Berikut ini adalah keunggulan dan kelemahan dari beberapa alternatif pemecahan masalah pada Rauf.
1.      Dibimbing dan dibina langsung oleh guru bimbingan dan konseling (guru BP/BK) sekolah.
§  Keunggulan
Alternatif ini memiliki keunggulan yaitu guru bimbingan dan konseling akan mengetahui apa yang harus dan semestinya dilakukan (salah satunya dengan memberikan pengertian bahwa mencari biaya sekolah misal dengan mengojek itu bukan tugas siswa melainkan kewajiban orang tua) agar permasalahan siswanya dapat teratasi dengan cepat dan baik. Dengan begitu, akan tepat pada sasaran juga dengan memperhatikan keadaan psikologis siswa remaja tersebut. Sehingga siswa bisa belajar dengan fokus setelah masalahnya bisa teratasi. Akhirnya nilai-nilainya mengalami peningkatan alias tidak buruk lagi.
§  Kelemahan
Biasanya siswa atau remaja takut jika telah berhadapan dengan guru BP/BK. Mereka sering menganggap bahwa guru BP/BK tersebut akan menghukum mereka dan mereka menganggap guru BP/BK akan banyak ikut campur dalam masalah yang berkaitan secara pribadi, sehingga mereka mengutarakan masalah yang dihadapi sebenarnya tidak secara transparan atau dengan kata lain yang diutarakan hanya sebagian saja. Akibatnya guru BP/BK tidak maksimal dalam memberi bimbingan.
2.      Guru atau pendidik, khususnya fisika mengubah metode pembelajaran agar menarik dan tidak membosankan seperti memperbanyak pengajaran menggunakan media visual, serta mengaitkan konsep dengan aplikasi sederhana dalam kehidupan sehari-hari.
§  Keunggulan
Siswa dan siswi tidak lagi meganggap fisika itu sukar dan membosankan, sehingga mereka sangat tertarik dengan pelajaran fisika. Dengan media visualisasi dan dengan adanya pengaitan terhadap kehidupan sehari-hari, siswa lebih mudah menyerap dan mengingat materi pelajaran fisika itu sendiri. Dampaknya akan bisa meningkatkan efesiensi pembelajaran sehingga bedampak juga dengan kenaikan nilai evaluasi siswa.
§  Kelemahan
Tidak semua siswa cocok dengan gaya/metode pengajaran berbasis media visual, karena karakteristik setiap siswa berbeda-beda. Ada yang hanya efektif dengan praktikum, atau dengan metode ceramah saja. Jadi jika diterapkan, akan berpegaruh pada siswa-siswi yang lainnya juga.
3.      Memanggil orang tua/wali siswa yang bersangkutan, yaitu ibunya.
§  Keunggulan
Setelah mengetahui perkembangan anaknya di kelas, orang tua (dalam kasus ini ibu Rauf) akan memberikan pengarahan kepada Rauf untuk fokus pada proses (kegiatan belajar mengajar) KBM di sekolahnya yang sebentar lagi akan diadakan UNAS dan tidak perlu mengojek lagi. Ibunya juga bisa memperhatikan dan mengawasi anaknya dalam proses belajar di rumah. Sehingga nilai-nilainya bisa memenuhi bahkan lebih dari nilai standar kompetensi lulusan yang ditentukan oleh pihak sekolah.
§  Kelemahan
Seringkali siswa usia remaja terutama remaja laki-laki sangat berpegang teguh pada pendiriannya sehingga jika diberi saran dan pengertian oleh orang tuanya, dia sering mengabaikan karena merasa apa yang dilakukannya tersebut telah benar sepenuhnya. Maka alternatif ini tidak jarang menjadi sia-sia.
4.      Memberikan beasiswa kurang mampu (BKM) kepada siswa yang bersangkutan, Rauf.
§  Keunggulan
Siswa tidak lagi memikirkan masalah biaya sekolah.
§  Kelemahan
Biasanya beasiswa BKM jumlahnya hanya cukup untuk membiayai uang SPP sekolah saja. Namun masih ada kebutuhan lainnya yang belum terpenuhi, sehingga dia masih saja mencari uang tambahan dengan cara seperti mengojek.
5.      Mewajibkan mengikuti pelajaran tambahan atau les sore.
§  Keunggulan
Siswa akan menghadiri pelajaran tambahan atau les, dan ini dapat memperdalam pelajaran yang di dapat pada jam reguler di sekolah. Ini akan bisa meningkatkan capaian nilai siswa.
§  Kelemahan
Kadang-kadang siswa yang memiliki masalah seperti halnya Rauf hanya datang untuk memenuhi kewajibannya untuk mengikuti les. Namun pikirannya sedang tertuju pada masalahnya, sehingga ini tidak begitu efektif.

E.   Alternatif yang Terpilih
Alternatif yang dipilih adalah alternatif ke-1 yaitu Rauf akan dibimbing dan dibina langsung oleh guru bimbingan dan konseling (guru BP/BK) sekolah. Ini merupakan alternatif yang menurut saya paling efektif dibandingkan alternatif lainnya, karena masalah utama Rauf berkaitan dengan faktor psikologisnya yang menyebabkan ia berpikir mengenai persepsinya terhadap kemampuan diri (nilai yang diperoleh begitu-begitu saj) pada suatu pelajaran dan memikirkan biaya sekolahnya sehingga ia berusaha dengan terpaksa mengojek untuk memenuhi biaya sekolahnya tersebut. Namun dengan alternatif ini, masalah Rauf akan terpecahkan dengan baik karena ditangani oleh guru BP/BK. Maka ia akan terpusat pada pembelajaran di kelas dan UNAS serta secara otomatis mengangkat kembali nilai-nilainya termasuk nilai fisika walaupun yang akhirnya diperoleh nilai yang hanya sedikit atau dua tingkat saja diatas nilai standar.

F.   Langkah-Langkah Melaksanakan Alternatif yang Terpilih
Berikut merupakan beberapa langkah untuk melaksanakan alternatif pembimbingan dan pembinaan langsung oleh guru BP/BK terhadap Rauf.
1.      Guru mata pelajaran mencoba menganalisis lebih mendalam mengapa siswanya (Rauf) mendapatkan nilai ujian yang di bawah standar.
2.      Jika guru mata pelajaran tidak bisa mengatasi dengan caranya agar nilai Rauf bagus, maka guru BK akan memanggil Rauf untuk dimintai penjelasan.
3.      Guru BK akan melakukan pendekatan kepada Rauf dengan perlahan-lahan supaya Rauf menceritakan apa masalah yang dihadapinya.
4.      Selain itu, guru BK juga menanyakan tentang apa yang terjadi pada Rauf di teman-teman dekatnya supaya dapat dengan jelas mengetahui apa permasalahan utama siswanya.
5.      Setelah mengetahui masalahnya seperti tersebut di atas, maka guru BK akan memberikan penjelasan-penjelasan, pengarahan-pengarahan dan motivasi kepada Rauf dengan mempertimbangkan berbagai aspek (perkembangan, pertumbuhan, dan lain-lain), semisal bahwa jika Rauf belajar dengan rajin maka nilainya akan bagus dan ia bisa memperoleh beasiswa akan hal itu sehingga tidak perlu memikirkan biaya sekolah dan kuliah.
6.      Selain itu juga, bila perlu guru BK memperlihatkan satu atau dua contoh kasus orang lain yang sama dengan kasus yang dihadapi Rauf agar Rauf bisa mencontohnya sebagai pelajaran dan menjadi motivasinya dalam menghadapi masalahnya tersebut.
7.      Guru BK memperhatikan perkembangan Rauf sehari-hari melalui guru mata pelajaran setelah diberikan bimbingan.
8.      Jika masih belum ada perkembangan, maka Rauf diberikan pengarahan kembali sampai masalahnya selesai.
Dengan begitu, ia akan terfokus kembali pada pembelajaran di kelas dan secara langsung memberikan efek positif pada nilai-nilainya termasuk nilai fisika.

1 komentar: