Sabtu, 01 Oktober 2011

STANDAR KOMPETENSI DAN KOMPETENSI DASAR TINGKAT SMP, MTs, DAN SMPLB



Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs)
A.  Latar Belakang
Pembelajaran IPA sebaiknya dilaksanakan secara inkuiri ilmiah (scientific inquiry) untuk menumbuhkan kemampuan berpikir, bekerja dan bersikap ilmiah serta mengkomunikasikannya sebagai aspek penting kecakapan hidup. Oleh karena itu pembelajaran IPA di SMP/MTs menekankan pada pemberian pengalaman belajar secara langsung melalui penggunaan dan pengembangan keterampilan proses dan sikap ilmiah.
Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) IPA di SMP/MTs merupakan standar minimum yang secara nasional harus dicapai oleh peserta didik dan menjadi acuan dalam pengembangan kurikulum di setiap satuan pendidikan. Pencapaian SK dan KD didasarkan pada pemberdayaan peserta didik untuk membangun kemampuan, bekerja ilmiah, dan pengetahuan sendiri yang difasilitasi oleh guru.

B.   Tujuan
Mata pelajaran IPA di SMP/MTs bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut.
1.   Meningkatkan keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa berdasarkan keberadaan, keindahan dan keteraturan alam ciptaanNya
2.   Mengembangkan pemahaman tentang berbagai macam gejala alam, konsep dan prinsip IPA yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari
3.   Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif, dan kesadaran terhadap adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan, teknologi, dan masyarakat
4.   Melakukan inkuiri ilmiah untuk menumbuhkan kemampuan berpikir, bersikap dan bertindak  ilmiah serta berkomunikasi
5.   Meningkatkan kesadaran untuk berperanserta dalam memelihara, menjaga, dan melestarikan lingkungan serta sumber daya alam
6.   Meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dan segala keteraturannya sebagai salah satu ciptaan Tuhan
7.   Meningkatkan pengetahuan, konsep, dan keterampilan IPA sebagai dasar untuk melanjutkan pendidikan  ke jenjang selanjutnya.

KTSP

KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP)

A.      Pendahuluan
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) merupakan model kurikulum yang dikeluarkan oleh pemerintah sebagai penyempurnaan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK). Kurikulum ini lahir seturut dengan tuntutan perkembangan yang menghendaki desentralisasi, otonomi, fleksibilitas, dan keluwesan dalam penyelenggaraan pendidikan. Pengalaman selama ini dengan sistem pendidikan yang sentralistik telah menimbulkan ketergantungan yang sangat tinggi terhadap pusat sehingga kemandirian dan kreativitas sekolah tidak tumbuh. Dalam masa itu pendidikan pun cenderung mencerabut siswa-siswi dari lingkungan sekitarnya. Oleh karena itu dibutuhkan pendekatan baru berupa desentralisasi yang ditandai dengan pemberian kewenangan kepada sekolah untuk mengelolah sekolah.
Kurikulum yang dibuat oleh pemerintah pusat adalah kurikulum standar yang berlaku secara nasional. Padahal kondisi sekolah pada umumnya sangat beragam. Oleh karena itu, dalam implementasinya, sekolah dapat mengembangkan (memperdalam, memperkaya, memodifikasi), namun tidak boleh mengurangi isi kurikulum yang berlaku secara nasional. Selain itu, sekolah diberi kebebasan untuk mengembangkan muatan kurikulum lokal.
Atas dasar inilah diperlukan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) sebagai kurikulum operasional sekolah. Undang-Undang No. 20 tahun 2003 bab I pasal 1 point (15), menyatakan, "KTSP adalah kurikulum operasional yang disusun oleh dan dilaksanakan di masing-masing satuan pendidikan." Jadi, dalam KTSP sekolah diberikan keluwesan untuk mengembangkan kurikulum sesuai dengan karakteristik, kebutuhan dan potensi sekolah dan daerah. Dalam Panduan Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah yang dikeluarkan oleh Badan Standar Nasional Pendidikan 2006, dinyatakan bahwa:
KTSP terdiri dari tujuan pendidikan tingkat satuan pendidikan, struktur dan muatan kurikulum tingkat satuan pendidikan, kalender pendidikan, dan silabus. Silabus adalah rencana pembelajaran pada suatu dan/atau kelompok mata pelajaran/tema tertentu yang mencakup standar kompetensi, kompetensi dasar, materi pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator pencapaian kompetensi untuk penilaian, penilaian, alokasi waktu, dan sumber belajar.

TOKOH FISIKA #1


1.                  Charles Thomson Rees Wilson.
Charles Thomson Rees Wilson CH (14 Februari 1869-15 November 1959) adalah fisikawan Skotlandia yang menemukan kamar wilson bersama-sama A.H Compton. Atas penemuan ini, Wilson menerima Penghargaan Nobel dalam Fisika 1927. Kamar wilson disempurnakan oleh Blackett dan dimodifikasi oleh Donald Arthur Glaser.
Kamar wilson ini terdiri dari silinder logam yang pada bagian atas tertutup bagian kaca, di dalam silinder tersebut terdapat penghisap yang dapat bergerak naik-turun. Ruang ionisasi di atas penghisap itu berisi udara bersih yang jenuh dengan uap air. Apabila penghisap ditarik ke bawah dengan tiba-tiba suhu dalam ruangan akan turun karena proses adiabatik. Tidak terjadi pengembunan dan ruang akan kelewat jenuh oleh uap air. Uap air akan mengembun bila di udara terdapat bagian zat padat kecil-kecil seperti debu. Bagian zat kecil-kecil ini disebut inti pengembunan. Sifat ini hanya terdapat pada ion, karena ion menarik uap air yang netral, tetapi atom netral tidak mempunyai sifat tersebut. Jadi apabila diionisasi diletakkan suatu zat radio aktif yang memancarkan berbagai sinar yang dapat mengionkan udara, maka ion yang terbentuk tadi akan bekerja sebagai inti pengembunan. Tetes uap air yang terbentuk pada ion akan menghamburkan cahaya yang datang, sehingga lintasan sinar dapat dilihat sebagai garis kabut. Dengan penerangan yang kuat dari samping lintasan-lintasan tersebut dapat dipotret.
Lintasan yang dapat diamati pada kamar wilson menunjukkan perbedaan lintasan yang dilalui oleh partikel Alpha, Beta, Gamma. Partikel Alpha yang besar daya ionisasinya menghasilkan lintasan yang berbentuk garis lurus. Lintasan yang dibentuk oleh partikel Beta terdiri dari titik-titik yang rapat satu sama lainnya. Lintasan yang dibentuk oleh partikel Gamma nampak sebagai titik-titik yang tak teratur.
Mulai Tahun 1896 ia mempelajari kondensasi tetesan air pada ion-ion gas. Ia menjadi profesor filsafat alam di universitas Cambridge tahun 1923-1934. Wilson tutup usia di Carleps, Peebleshire, pada 15 november 1959.

2.                  Ernest Rutherford.
Ernest Rutherford lahir pada tanggal 30 Agustus 1871, di Nelson, Selandia Baru, Ayahnya James Rutherford dari Skotlandia adalah seorang tukang roda, yang bermigrasi ke Selandia Baru dengan kakek dan seluruh keluarganya pada tahun 1842. Ibunya, née Martha Thompson, adalah seorang guru sekolah di Inggris. Ernest menerima pendidikan awal di sekolah pemerintah Nelson Collegiate School pada usia 16 tahun. Pada tahun 1889 ia mendapat beasiswa Universitas dan ia pindah ke Universitas di Selandia Baru, Wellington, di mana ia masuk Canterbury College.

ANALISIS MASALAH PEMBELAJARAN FISIKA SISWA SMA DAN ALTERNATIF PEMECAHANNYA

STUDY KASUS
ANALISIS MASALAH PEMBELAJARAN FISIKA SISWA SMA DAN ALTERNATIF PEMECAHANNYA

A.  Paparan Kasus
Ada seorang siswa yang memiliki nama Muhammad Rauf dan biasanya sering dipanggil Rauf oleh teman-temannya. Dia berusia 18 tahun dan sedang menempuh semester ganjil di bangku sekolah kelas XII (dua belas) IA 2 Sekolah Menengah Atas Negeri 3 Selong. Rauf memilih ilmu pengetahuan alam sebagai jurusannya karena dia menyukai biologi dan nilai biologinya tidak pernah buruk atau dikategorikan sangat memuaskan. Kemampuannya menguasai pelajaran biologi berada di atas rata-rata teman sebangkunya. Walau begitu, nilai pelajaran matematika dan pelajaran fisikanya sudah cukup sebagai syarat memilih kelas ilmu pengetahuan alam menjelang pemilihan jurusan saat berada di kelas X (sepuluh) dahulu.
Dia hidup bersama kedua orang tuanya dan seorang adiknya yang masih sekolah di SD kelas III (tiga), ayahnya bekerja sebagai wirausahawan dan ibunya hanya sebagai ibu rumah tangga saja. Namun setelah sejak ayahnya meninggal dunia saat memasuki semester ganjil kelas XII, prestasinya di bidang akedemik sedikit menurun seperti pada pelajaran biologi. Begitu pula dengan pelajaran fisika, nilai-nilainya saat ini sering di berada di bawah nilai standar kompetensi lulusan. Sedangkan sebentar lagi, tinggal terhitung bulan, ia akan menghadapi ujian akhir nasional atau biasa disebut UNAS SMA.
Saat ini Rauf membantu ibunya mencari uang selain untuk membiayai sekolah dan hidupnya sehari-hari, juga untuk persiapan dirinya memasuki bangku kuliah ke depannya. Ini dilakukan dengan menjadi tukang ojek sepulang sekolahnya menggunakan sepeda motor peninggalan ayahnya. Akibatnya, dia tidak jarang meninggalkan pelajaran tambahan ataupun les sore di sekolahnya.


B.  Analisis Penyebab Masalah
Rauf mendapatkan nilai tidak mencapai nilai standar kompetensi lulusan dikarenakan beberapa masalah, antara lain: