Senin, 26 Desember 2011

Team's Games Tournaments (TGT)

Team's Games Tournaments
Teori

          Pembelajaran merupakan proses interaksi yang terjadi antara guru dengan siswa agar siswa mendapatkan pengalaman belajar dari kegiatan tersebut. Dalam proses pembelajaran, pemilihan suatu metode sangat menentukan kualitas pembelajaran. Variasi metode dapat ditunjukkan jika guru menerapkan berbagai model pembelajaran untuk menyampaikan materi, karena di dalam model pembelajaran terdapat beberapa metode yang dapat diterapkan sehingga melibatkan siswa aktif. Salah satu pendekatan pembelajaran yang melibatkan siswa aktif adalah pembelajaran yang bersifat konstruktivis. Dalam pembelajaran konstruktivis ada beberapa model yang dapat diterapkan, salah satunya adalah model pembelajaran TGT (Teams Games Tournament).

SAVI (Somatic Auditory Visual Intelectually)


MODEL PEMBELAJARAN SAVI
 A.      Landasan Teori
SAVI singkatan dari Somatic, Auditori, Visual dan Intektual. Teori yang mendukung pembelajaran SAVI adalah Accelerated Learning, teori otak kanan/kiri; teori otak triune; pilihan modalitas (visual, auditorial dan kinestetik); teori kecerdasan ganda; pendidikan (holistic) menyeluruh; belajar berdasarkan pengelaman; belajar dengan symbol. Pembelajaran SAVI menganut aliran ilmu kognitif modern yang menyatakan belajar yang paling baik adalah melibatkan emosi, seluruh tubuh, semua indera, dan segenap kedalaman serta keluasan pribadi, menghormati gaya belajar individu lain dengan menyadari bahwa orang belajar dengan cara-cara yang berbeda. Mengkaitkan sesuatu dengan hakikat realitas yang nonlinear, nonmekanis, kreatif dan hidup.

Pembelajaran Berbasis Masalah (PBL)


PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH
Pengertian PBL
Model pembelajaran berbasis masalah adalah model pembelajaran yang menyajikan masalah otentik dan bermakna serta dicari pemecahannya melalui suatu penyelidikan yang menggunakan lima tahap pembelajaran, yaitu (1) orientasi masalah, (2) mengorganisasi siswa belajar, (3) membimbing penyelidikan individual maupun kelompok, (4) mengembangkan dan menyajikan hasil karya, (5) menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah.
Pembelajaran berbasis masalah terdiri dari menyajikan kepada siswa situasi masalah yang otentik dan bermakna yang dapat memberikan kemudahan kepada mereka untuk melakukan penyelidikan (Dhofir, 2009). Pembelajaran berbasis masalah merupakan pendekatan pembelajaran yang efektif  untuk pengajaran proses berpikir tingkat tinggi, pembelajaran ini membantu siswa untuk memproses informasi yang sudah jadi dalam benaknya dan menyusun pengetahuan mereka sendiri tentang dunia sosial dan sekitarnya, pembelajaran ini cocok untuk mengembangkan pengetahuan dasar maupun kompleks (Holil, 2008).

Group Investigation (GI)


Metode Group Investigation

A.    Pengertian model pembelajaran Group Investigation
 Group Investigation merupakan  salah satu bentuk model pembelajaran kooperatif  yang menekankan pada partisipasi dan aktivitas siswa untuk mencari sendiri materi (informasi) pelajaran yang akan dipelajari melalui bahan-bahan yang tersedia, misalnya dari buku pelajaran atau siswa dapat mencari melalui internet.  Siswa dilibatkan sejak perencanaan, baik dalam menentukan topik maupun cara untuk mempelajarinya melalui investigasi. Tipe ini menuntut para siswa untuk memiliki kemampuan yang baik dalam berkomunikasi maupun dalam keterampilan proses kelompok. Model Group Investigation dapat melatih siswa untuk menumbuhkan kemampuan berfikir mandiri. Keterlibatan siswa secara aktif dapat terlihat mulai dari tahap pertama sampai tahap akhir pembelajaran.

Sabtu, 03 Desember 2011

TOKO PENJUAL ISTRI


Toko yang menjual istri, baru saja dibuka di sebuah kota . Di sana, laki2 dapat memilih istri.
Di antara instruksi-instruksi yang ada di pintu masuk terdapat instruksi yang menunjukkan bagaimana aturan main untuk masuk toko tersebut.
“Kamu hanya dapat mengunjungi toko ini SATU KALI”
Toko tersebut terdiri dari 6 lantai dimana setiap lantai akan menunjukkan sebuah calon kelompok istri. Semakin tinggi lantainya, semakin tinggi pula nilai wanita tersebut.
Bagaimanapun, ini adalah semacam jebakan. Kamu dapat memilih wanita di lantai tertentu atau lebih memilih ke lantai berikutnya tetapi dengan syarat tidak bisa turun ke lantai sebelumnya kecuali untuk keluar dari toko.
Lalu, seorang laki2 pun pergi ke toko “istri” tersebut untuk mencari istri…
Di lantai 1 terdapat tulisan seperti ini :
Lantai 1 : wanita di lantai ini memiliki pekerjaan dan taat pada Tuhan.
laki2 itu tersenyum,kemudian dia naik ke lantai selanjutnya.

KETERAMPILAN MENUTUP PELAJARAN


            Menutup pelajaran adalah keterampilan yang cukup penting yang harus dimiliki guru. Ini dilakukan bukan sekedar memberi salam dan mengakhiri kelas. Ada cara-cara yang dapat dilakukan guru dalam menutup pelajaran yaitu sebagai berikut :
a.       Meninjau kembali
Akhir kegiatan guru harus meninjau kembali apakah inti pelajaran yang diajarkan sudah dipahami oleh siswa, kegiatan ini meliputi merangkum inti pelajaran (berlangsung selama proses PBM), dan membuat ringkasan (dimaksudkan dengan adanya ringkasan siswa yang tidak memiliki buku atau yang terlambat bisa mempelajarinya kembali).
b.      Mengevaluasi
Salah satu upaya untuk mengetahui apakah siswa sudah mendapatkan pemahaman yang utuh terhadap konsep yang dijelaskan adalah dengan evaluasi. Bisa melalui ujian, kuis, mengisi LKS.

KETERAMPILAN MENJELASKAN


Pengertian menjelaskan dalam kaitannya dengan kegiatan pembelajaran mengacu kepada perbuatan mengorganisasikan materi pelajaran dalam tata urutan yang terencana dan sistematis sehingga dalam penyajiannya siswa dengan mudah dapat memahaminya.
Pentingnya penguasaan keterampilan menjelaskan bagi guru adalah dengan penguasaan ini memungkinkan guru dapat meningkatkan efektivitas penggunaan waktu dan penyajian penjelasannya, mengestimasi tingkat pemahaman siswa, membantu siswa memperluas cakrawala pengetahuannya, serta mengatasi kelangkaan buku sebagai sarana dan sumber belajar.
Keterampilan menjelaskan mutlak perlu dimiliki oleh para guru. Seorang guru harus dapat menjelaskan berbagai hal kepada peserta didiknya. Penjelasan yang disampaikan harus sesuai dengan tingkat kemampuan berpikir peserta didik.

KETERAMPILAN MENGELOLA KELAS


Keterampilan mengelola kelas dikelompokkan menjadi dua yaitu, keterampilan bersifat preventif dan represif. Keterampilan preventif adalah keterampilan yang berkaitan dengan menciptakan dan pemiliharaan kondisi belajar yang optimal. Keterampilan represif adalah keterampilan yang berhubungan dengan pengambilan kondisi belajar yang optimal.
1.  Keterampilan berkaitan dengan penciptaan dan pemiliharaan kondisi optimal
     Keterampilan ini berkaitan dengan kemampuan guru di dalam mengambil inisiatif dan mengendalikan pelajaran serta kegiatan, diantaranya

Jumat, 02 Desember 2011

KETERAMPILAN MEMIMPIN DISKUSI


            Diskusi biasanya dilakukan oleh guru di dalam proses belajar dan pembelajaran. Agar diskusi dapat berjalan dengan baik maka guru perlu memiliki keterampilan dalam memimpin diskusi kelompok kecil supaya siswa dapat berkomunikasi secara langsung, mengambil keputusan dan terlibat secara aktif dalam proses belajar. Diskusi kelompok kecil adalah suatu proses percakapan yang teratur, melibatkan sekelompok orang dalam interaksi tatap muka yang bebas dan terbuka dengan tujuan berbagi informasi atau pengalaman, mengambil keputusan dan memecahkan masalah.
Ada beberapa hal yang harus diperhatikan agar pelaksanaan diskusi kelompok dapat berlangsung dengan tertib dan efektif, yaitu:

KETERAMPILAN MENGADAKAN VARIASI


Membentuk pribadi guru yang menyenangkan siswa dalam proses belajar mengajar tidak mudah. Keprofesionalan guru dalam mengajar di kelas  masih banyak ada yang bisa dikatakan kurang cakap. Hal semacam itu bisa terjadi disebabkan salah satunya adalah dalam menangani siswa atau kelas, guru belum bisa mengendalikannya. Apabila dirinci lagi ternyata dalam mengajar itu variasi-variasi guru dalam mengajar masih minim, gaya mengajar yang dilakukannya monoton. Dengan demikian tidak heran jika siswa tidak antusias mengikuti pembelajaran.
Diantara variasi-variasi yang sangat minim itu adalah variasi dalam mengajar, variasi dalam pola interaksi guru murid serta variasi dalam media dan alat-alat pelajaran. Sedangkan variasi dalam mengajar itu meliputi suara, penekanan (focusing), pemberian waktu (pausing),  kontak pandang, ekspresi roman muka, gerakan anggota badan (gesturing).
Akan tetapi untuk melakukan variasi mengajar ini harus berdasar prinsip pengajaran yaitu:

KETERAMPILAN MEMBERIKAN PENGUATAN


            Penguatan adalah suatu respon terhadap suatu tingkah laku dan penampilan siswa. Penguatan jg merupakan suatu respons terhadap suatu tingkah laku siswa yang dapat menimbulkan kemungkinan berulangnya kembali tingkah laku tersebut.
Ganjaran atau penguatan mempunyai peranan yang sangat penting dalam proses belajar. penguatan terdiri atas penguatan positif dan negatif. Penguatan dapat dianggap sebagai stimulus positif, jika penguatan tersebut seiring dengan meningkatnya perilaku anak yang melakukan pengulanggan perilakunya itu, contohnya pujian. Sebaliknya jika respon siswa kurang atau tidak diharapkan sehingga tidak menunjang tujuan pembelajaran, harus segera diberi penguatan negatif agar respon tersebut tidak di ulangi lagi dan berubah menjadi respon yang sifatnya positif contohnya teguran, peringatan atau sanksi.
Memberikan penguatan bertujuan untuk meningkatkan perhatian siswa, membangkitkan dan memelihara motivasi siswa, memudahkan siswa belajar, meengontrol dan memodifikasi tingkah laku yang kurang positif serta mendorong munculnya tingkah laku yang kurang produktif
Komponen-komponen dalam keterampilan memberi penguatan adalah:

KETERAMPILAN BERTANYA


Pada hakikatnya melalui bertanya kita akan mengetahui dan mendapatkan informasi tentang apa saja yang ingin kita ketahui. Dikaitkan dengan proses pembelajaran maka kegiatan bertanya jawab antara guru dan siswa, atara siswa ini menunjukan adanya ineraksi dikelas yang di dinamis dan multi arah.
Kegiatan bertanya akan lebih efektif bila pertanyaan yang diajukan cukup berbobot, mudah dimengerti atau relevan dengan topik yang dibicarakan. Tujuan guru mengajukan pertanyaan (1) mengembangkan pendekatan CBSA (2) menimbulkan rasa keingintahuan (3) merangsang fungsi berpikir (4) mengembangkan keterampilan berpikir (5) memfokuskan perhatian siswa (6) menstruktur tugas yang akan diberikan (7) mendiagnosis kesulitan belajar siswa (8) menkomunikasikan harapan yang diinginkan oleh guru dari siswanya (9) merangsang terjadinya diskusi dan memperlihatkan perhatian terhadap gagasan dan terapan siswa sebagai subjek didik.
Keterampilan bertanya ini mutlak harus dikuasai oleh guru baik itu guru pemula maupun yang sudah profesional karena dengan mengajukan pertanyaan baik guru maupun siswa akan mendapatkan umpan balik dari materi serta juga dapat menggugah perhatian siswa atau peserta didik.

Teknik Bertanya
Yang dimaksud dengan teknik bertanya adalah sejumlah cara yang dapat digunakan oleh kita sebagai guru untuk mengajukan pertanyaan kepada peserta didiknya dengan memperhatikan karakteristik dan latar belakang peserta didik. Dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang menantang, peserta didik akan terangsang untuk berimajinasi sehingga dapat mengembangkan gagasan-gagasan barunya.
Pertanyaan yang baik memiliki kriteria-kriteria khusus seperti: jelas, informasi yang lengkap, terfokus pada satu masalah, berikan waktu yang cukup, sebarkan terlebih dahulu pertanyaan kepada seluruh siswa, berikan respon yang menyenangkan sesegera mungkin dan yang terakhir tuntunlah jawaban siswa sampai ia menemukan jawaban sendiri.

KETERAMPILAN MEMBUKA PELAJARAN


Membuka pelajaran merupakan tahap paling awal dalam memulai kegiatan guru di dalam kelas sebelum menuju ke pelajaran inti. Membuka pelajaran atau Set Induction adalah usaha dan kegiatan yang dilakukan oleh guru untuk menciptakan prakondisi bagi siswa agar siap secara mental untuk memusatkan perhatian pada pengalaman belajar yang akan disajikan dengan demikian diharapkan siswa akan mudah mencapai kompetensi belajar yang dipersyaratkan. Membuka pelajaran ini merupakan cerminan dari inti pelajaran yang sebenarnya, sehingga harus menarik dan bisa memperlihatkan gambaran umum kepada siswa di kelas agar siswa antusias ke tahap inti.
Tujuan membuka pelajaran adalah sebagai berikut.
a.  Timbulnya perhatian dan motivasi siswa untuk menghadapi tugas-tugas yang akan dikerjakan
b.  Siswa akan tahu batas-batas tugas yang akan dikerjakan
c.  Siswa mempunyai gambaran yang jelas tentang pendekatan-pendekatan yang mungkin diambil dalam mempelajari bagian dari suatu mata pelajaran
d. Siswa mengetahui hubungan antara pengalaman-pengalaman yang dikuasai dalam hal-hal baru yang akan dipelajari atau yang masih asing baginya
e.  Siswa dapat menggabungkan fakta-fakta, keterampilan atau konsep yang tercakup dalam suatu peristiwa

Sabtu, 01 Oktober 2011

STANDAR KOMPETENSI DAN KOMPETENSI DASAR TINGKAT SMP, MTs, DAN SMPLB



Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs)
A.  Latar Belakang
Pembelajaran IPA sebaiknya dilaksanakan secara inkuiri ilmiah (scientific inquiry) untuk menumbuhkan kemampuan berpikir, bekerja dan bersikap ilmiah serta mengkomunikasikannya sebagai aspek penting kecakapan hidup. Oleh karena itu pembelajaran IPA di SMP/MTs menekankan pada pemberian pengalaman belajar secara langsung melalui penggunaan dan pengembangan keterampilan proses dan sikap ilmiah.
Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) IPA di SMP/MTs merupakan standar minimum yang secara nasional harus dicapai oleh peserta didik dan menjadi acuan dalam pengembangan kurikulum di setiap satuan pendidikan. Pencapaian SK dan KD didasarkan pada pemberdayaan peserta didik untuk membangun kemampuan, bekerja ilmiah, dan pengetahuan sendiri yang difasilitasi oleh guru.

B.   Tujuan
Mata pelajaran IPA di SMP/MTs bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut.
1.   Meningkatkan keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa berdasarkan keberadaan, keindahan dan keteraturan alam ciptaanNya
2.   Mengembangkan pemahaman tentang berbagai macam gejala alam, konsep dan prinsip IPA yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari
3.   Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif, dan kesadaran terhadap adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan, teknologi, dan masyarakat
4.   Melakukan inkuiri ilmiah untuk menumbuhkan kemampuan berpikir, bersikap dan bertindak  ilmiah serta berkomunikasi
5.   Meningkatkan kesadaran untuk berperanserta dalam memelihara, menjaga, dan melestarikan lingkungan serta sumber daya alam
6.   Meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dan segala keteraturannya sebagai salah satu ciptaan Tuhan
7.   Meningkatkan pengetahuan, konsep, dan keterampilan IPA sebagai dasar untuk melanjutkan pendidikan  ke jenjang selanjutnya.

KTSP

KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP)

A.      Pendahuluan
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) merupakan model kurikulum yang dikeluarkan oleh pemerintah sebagai penyempurnaan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK). Kurikulum ini lahir seturut dengan tuntutan perkembangan yang menghendaki desentralisasi, otonomi, fleksibilitas, dan keluwesan dalam penyelenggaraan pendidikan. Pengalaman selama ini dengan sistem pendidikan yang sentralistik telah menimbulkan ketergantungan yang sangat tinggi terhadap pusat sehingga kemandirian dan kreativitas sekolah tidak tumbuh. Dalam masa itu pendidikan pun cenderung mencerabut siswa-siswi dari lingkungan sekitarnya. Oleh karena itu dibutuhkan pendekatan baru berupa desentralisasi yang ditandai dengan pemberian kewenangan kepada sekolah untuk mengelolah sekolah.
Kurikulum yang dibuat oleh pemerintah pusat adalah kurikulum standar yang berlaku secara nasional. Padahal kondisi sekolah pada umumnya sangat beragam. Oleh karena itu, dalam implementasinya, sekolah dapat mengembangkan (memperdalam, memperkaya, memodifikasi), namun tidak boleh mengurangi isi kurikulum yang berlaku secara nasional. Selain itu, sekolah diberi kebebasan untuk mengembangkan muatan kurikulum lokal.
Atas dasar inilah diperlukan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) sebagai kurikulum operasional sekolah. Undang-Undang No. 20 tahun 2003 bab I pasal 1 point (15), menyatakan, "KTSP adalah kurikulum operasional yang disusun oleh dan dilaksanakan di masing-masing satuan pendidikan." Jadi, dalam KTSP sekolah diberikan keluwesan untuk mengembangkan kurikulum sesuai dengan karakteristik, kebutuhan dan potensi sekolah dan daerah. Dalam Panduan Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah yang dikeluarkan oleh Badan Standar Nasional Pendidikan 2006, dinyatakan bahwa:
KTSP terdiri dari tujuan pendidikan tingkat satuan pendidikan, struktur dan muatan kurikulum tingkat satuan pendidikan, kalender pendidikan, dan silabus. Silabus adalah rencana pembelajaran pada suatu dan/atau kelompok mata pelajaran/tema tertentu yang mencakup standar kompetensi, kompetensi dasar, materi pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator pencapaian kompetensi untuk penilaian, penilaian, alokasi waktu, dan sumber belajar.

TOKOH FISIKA #1


1.                  Charles Thomson Rees Wilson.
Charles Thomson Rees Wilson CH (14 Februari 1869-15 November 1959) adalah fisikawan Skotlandia yang menemukan kamar wilson bersama-sama A.H Compton. Atas penemuan ini, Wilson menerima Penghargaan Nobel dalam Fisika 1927. Kamar wilson disempurnakan oleh Blackett dan dimodifikasi oleh Donald Arthur Glaser.
Kamar wilson ini terdiri dari silinder logam yang pada bagian atas tertutup bagian kaca, di dalam silinder tersebut terdapat penghisap yang dapat bergerak naik-turun. Ruang ionisasi di atas penghisap itu berisi udara bersih yang jenuh dengan uap air. Apabila penghisap ditarik ke bawah dengan tiba-tiba suhu dalam ruangan akan turun karena proses adiabatik. Tidak terjadi pengembunan dan ruang akan kelewat jenuh oleh uap air. Uap air akan mengembun bila di udara terdapat bagian zat padat kecil-kecil seperti debu. Bagian zat kecil-kecil ini disebut inti pengembunan. Sifat ini hanya terdapat pada ion, karena ion menarik uap air yang netral, tetapi atom netral tidak mempunyai sifat tersebut. Jadi apabila diionisasi diletakkan suatu zat radio aktif yang memancarkan berbagai sinar yang dapat mengionkan udara, maka ion yang terbentuk tadi akan bekerja sebagai inti pengembunan. Tetes uap air yang terbentuk pada ion akan menghamburkan cahaya yang datang, sehingga lintasan sinar dapat dilihat sebagai garis kabut. Dengan penerangan yang kuat dari samping lintasan-lintasan tersebut dapat dipotret.
Lintasan yang dapat diamati pada kamar wilson menunjukkan perbedaan lintasan yang dilalui oleh partikel Alpha, Beta, Gamma. Partikel Alpha yang besar daya ionisasinya menghasilkan lintasan yang berbentuk garis lurus. Lintasan yang dibentuk oleh partikel Beta terdiri dari titik-titik yang rapat satu sama lainnya. Lintasan yang dibentuk oleh partikel Gamma nampak sebagai titik-titik yang tak teratur.
Mulai Tahun 1896 ia mempelajari kondensasi tetesan air pada ion-ion gas. Ia menjadi profesor filsafat alam di universitas Cambridge tahun 1923-1934. Wilson tutup usia di Carleps, Peebleshire, pada 15 november 1959.

2.                  Ernest Rutherford.
Ernest Rutherford lahir pada tanggal 30 Agustus 1871, di Nelson, Selandia Baru, Ayahnya James Rutherford dari Skotlandia adalah seorang tukang roda, yang bermigrasi ke Selandia Baru dengan kakek dan seluruh keluarganya pada tahun 1842. Ibunya, née Martha Thompson, adalah seorang guru sekolah di Inggris. Ernest menerima pendidikan awal di sekolah pemerintah Nelson Collegiate School pada usia 16 tahun. Pada tahun 1889 ia mendapat beasiswa Universitas dan ia pindah ke Universitas di Selandia Baru, Wellington, di mana ia masuk Canterbury College.

ANALISIS MASALAH PEMBELAJARAN FISIKA SISWA SMA DAN ALTERNATIF PEMECAHANNYA

STUDY KASUS
ANALISIS MASALAH PEMBELAJARAN FISIKA SISWA SMA DAN ALTERNATIF PEMECAHANNYA

A.  Paparan Kasus
Ada seorang siswa yang memiliki nama Muhammad Rauf dan biasanya sering dipanggil Rauf oleh teman-temannya. Dia berusia 18 tahun dan sedang menempuh semester ganjil di bangku sekolah kelas XII (dua belas) IA 2 Sekolah Menengah Atas Negeri 3 Selong. Rauf memilih ilmu pengetahuan alam sebagai jurusannya karena dia menyukai biologi dan nilai biologinya tidak pernah buruk atau dikategorikan sangat memuaskan. Kemampuannya menguasai pelajaran biologi berada di atas rata-rata teman sebangkunya. Walau begitu, nilai pelajaran matematika dan pelajaran fisikanya sudah cukup sebagai syarat memilih kelas ilmu pengetahuan alam menjelang pemilihan jurusan saat berada di kelas X (sepuluh) dahulu.
Dia hidup bersama kedua orang tuanya dan seorang adiknya yang masih sekolah di SD kelas III (tiga), ayahnya bekerja sebagai wirausahawan dan ibunya hanya sebagai ibu rumah tangga saja. Namun setelah sejak ayahnya meninggal dunia saat memasuki semester ganjil kelas XII, prestasinya di bidang akedemik sedikit menurun seperti pada pelajaran biologi. Begitu pula dengan pelajaran fisika, nilai-nilainya saat ini sering di berada di bawah nilai standar kompetensi lulusan. Sedangkan sebentar lagi, tinggal terhitung bulan, ia akan menghadapi ujian akhir nasional atau biasa disebut UNAS SMA.
Saat ini Rauf membantu ibunya mencari uang selain untuk membiayai sekolah dan hidupnya sehari-hari, juga untuk persiapan dirinya memasuki bangku kuliah ke depannya. Ini dilakukan dengan menjadi tukang ojek sepulang sekolahnya menggunakan sepeda motor peninggalan ayahnya. Akibatnya, dia tidak jarang meninggalkan pelajaran tambahan ataupun les sore di sekolahnya.


B.  Analisis Penyebab Masalah
Rauf mendapatkan nilai tidak mencapai nilai standar kompetensi lulusan dikarenakan beberapa masalah, antara lain: